Quote by Imam Muhammad Al-Baqir

Knowledge and science is the fruit of paradise; in times of threat it is one's ally, in exile it keeps one company, and in solitude it is one's intimate friend and companion - Quotes By Imam Muhammad Al-Baqir Ibn Ali Zainal Abidin Ibn Al-Hussein Ibn Ali Ibn Abi Talib

08/04/2012

Sa'ad as-Sulami: Pengantin baru yang dinikahkan dengan bidadari syurga



Dialah Sa'ad As-Sulami (Rasulullah saw memanggilnya Julabib), seorang tokoh pemuda diantara sahabat Rasul yang berasal dari keluarga terpandang di kabilahnya bani Sulaim. Namun karena ia berkulit hitam, mereka (bani Sulaim) menolak kebangsawanan Julabib.

Suatu hari dia datang menghadap Rasulullah saw., "Ya Rasulullah, apakah hitamnya kulit dan buruknya wajahku dapat menghalangiku masuk syurga?"

"Tidak, selama engkau yakin kepada Rabbmu dan membenarkan Rasul dan risalah yang dibawanya..." jawab Rasulullah saw.

Kemudian Julabib menegaskan, "Demi Allah, sesungguhnya aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, dan engkau adalah hamba dan Rasul-Nya. Akan tetapi Ya Rasulullah, aku telah mencuba melamar wanita yang ada di sekitar sini dan yang jauh dari sini, dan mereka semua menolakku."

Maka Rasulullah saw mengungkapkan, "Wahai kekasihku Julabib, Maukah engkau aku nikahkan dengan seorang wanita yang pandai dan cantik? Tahukah engkau rumah Amr bin Wahb dari bani Tsaqif? Ia adalah orang yang baru masuk Islam dan memiliki putri yang pandai dan cantik. Datanglah ke rumahnya dan katakan bahwa aku melamarkan putrinya untukmu..."

Dengan gembira berangkatlah Julabib ke rumah Amr bin Wahb r.a. Setelah memberi salam dan masuk ia berkata, "Betulkah Tuan yang bernama Amr bin Wahb dari bani Tsaqif?"

"Betul..." jawab Amr bin Wahb, "Siapa Anda? Dan apa keperluan Anda datang menemuiku?"

"Aku Sa'ad As-Sulami dari bani Sulaim, aku datang karena diutus oleh Rasulullah untuk melamar putrimu." jawab Julabib.

Keluarga Amr bin Wahb amat senang mendengar berita itu, karena ia mengira bahwa Rasulullah yang melamar putrinya. Maka Julabib pun menjelaskan, "Bukan begitu Tuan...tetapi Beliau saw. memintamu untuk menikahkan aku dengan putrimu."

Amr bin Wahb pun terkejut dan berkata, "Kamu pasti berdusta..!!!"

Mendengar ucapan yang keras dari Amr bin Wahb, Julabib pergi dengan wajah murung menemui Rasulullah. Sementara itu putri Amr bin Wahb yang mendengar percakapan tadi berkata pada Ayahnya, "Hai Ayah, carilah selamat, carilah selamat! Jangan sampai Allah dan Rasul-Nya murka dan kau akan dipermalukan dengan turunnya ayat dari langit tentang perbuatanmu ini. Jika Allah dan Rasul-Nya rela aku menikah dengan orang itu, maka akupun rela menikah dengannya."

Amr bin Wahb pun bergegas pergi mengejar, dan segera menemui Rasulullah. Hingga keduanya menghadap kepada Rasulullah. Kemudian Rasulullah saw bertanya, "Inikah orang yang menolak lamaranku untuk kekasihku Julabib?"

Amr bin Wahb mengakui, "Benar ya Rasul, maafkan kekhilafanku karena aku mengira ia telah berdusta. Jika memang engkau yang memerintahkan, maka aku rela menikahkan putriku dengan pemuda dari bani Sulaim ini."

Seketika itu Rasulullah saw. pun memimpin pernikahan Sa'ad As-Sulami (Julabib) dengan putri dari Amr bin Wahb bani Tsaqif. Kemudian Rasulullah saw. berkata pada Julabib, "Pergilah pada beberapa orang Muhajirin, datanglah kepada Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib."

Maka Julabib mendatangi mereka semuanya, Abdurrahman bin Auf r.a. memberi bahkan dilebihkan pemberiannya, Utsman bin Affan r.a. memberi serta melebihkan pemberian, begitu juga 'Ali bin Abi Thalib r.a. memberi bahkan melebihkan pemberiannya.

Julabib telah mendapatkan ratusan dirham. Kemudian ia pergi ke pasar untuk membeli sesuatu sebagai mas kawin, dan beberapa pakaian untuk hadiah kepada isterinya yang belum sempat ditemuinya. Tetapi mendadak terdengar seruan, "Wahai kuda-kuda Allah, bergeraklah... bergeraklah...!!!" sebuah tanda seruan untuk berjihad.

Julabib menatap ke arah langit dan berkata, "Ya Allah, kecantikan istriku mungkin takkan sebanding dengan kecantikan syurga-Mu, maka aku akan memenuhi panggilan jihad-Mu."

Maka ia mengembalikan semua belanjaannya, dan membeli baju besi dan kuda serta tameng untuk berperang dan segera dikenakannya. Hingga wajahnya tidak terlihat kecuali hanya kedua matanya.

Ketika tiba dalam barisan, Rasulullah saw mulai memeriksa satu persatu setiap barisannya. Nampak Julabib yang menghindar dari pandangan Rasulullah saw. Ketika Rasulullah bergerak ke arah kiri, ia menyeludup ke arah kanan. Dan begitu sebaliknya. Mungkin Julabib khawatir jika Rasulullah mengetahui keikut-sertaannya maka Rasulullah akan menyuruhnya pulang untuk menemui istrinya terlebih dahulu.

Melihat perbuatan Julabib, Rasul hanya tersenyum. Saat Julabib menyingsingkan lengannya, rupanya Beliau saw. tahu bahwa itu adalah Julabib, seorang pemuda yang baru saja menikah tetapi belum bertemu dengan istrinya. Tetapi Rasul membiarkannya. Sementara orang-orang saling bertanya tentang penunggang kuda baru ini. 'Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, "Mungkin ia datang dari Negeri Syam untuk mempelajari agamamu dan melindungimu."

Tatkala peperangan terjadi, Julabib maju dengan bersemangat, ia bergerak dengan lincah, mengeantam ke kiri dan ke kanan, hingga kudanya kelelahan. Ia pun turun dari kudanya dan terus bergerak maju, maju dan terus maju. Hingga akhirnya peperangan tamat.

Ketika pasukan kembali dari medan jihad, Rasulullah saw bertanya, "Di mana kekasihku Julabib?". Para sahabat hanya saling pandang seraya bertanya-tanya siapakah Julabib yang dimaksud Rasul? Rasulullah mengulang kembali pertanyaannya "Di mana kekasihku Julabib?" seraya berkaca-kaca mata baginda. Tiga kali pertanyaan itu diungkapkan Rasul, namun tak ada seorang pun yang tahu tentang khabar dan keberadaan Julabib.

Pasukan pun kembali ke medan jihad mencari tubuh Julabib. Rupanya Julabib telah syahid. Jasadnya berada di tengah-tengah tujuh mayat orang kafir. Kemudian Rasul berjalan menuju ke arah jasad Julabib (Sa’ad As-Sulami), diletakkan kepalanya dipangkuannya dan dibersihkannya dari debu dengan kain. Lantas Rasulullah saw menangis, kemudian tersenyum, dan kemudian memalingkan wajahnya yang telah memerah.

Maka ditanyakanlah, "Ya Rasulullah, tadi kami melihat engkau begini, begini, dan begini (menangis, tersenyum, lalu memalingkan wajah)?".

Beliau menjawab, "Aku menangis karena aku akan merindukan seorang Sa'ad As-Sulami (Julabib). Kemudian aku tersenyum karena ia sudah menggenapkan separuh agamanya (nikah), hingga aku melihat ia telah berada di tepian telaga jernih yang tepiannya terbuat dari intan dan permata (syurga). Lalu aku memalingkan wajah karena melihat bidadari berkumpul dan berlarian menghampiri Julabib, sedang gaunnya tersingkap hingga aku melihat betisnya. Aku malu melihatnya, karena bidadari itu hanya milik Julabib."

Pengantin syurga pun telah syahid. Kemudian Rasulullah saw mengumpulkan semua barang dan kenderaan milik Julabib untuk diserahkan kepada putri Amr bin Wahb, seraya berkata, "katakanlah pada Amr bin Wahb, Sesungguhnya Allah telah menikahkan Sa’ad As-Sulami dengan wanita yang lebih baik dari putrimu (bidadari syurga)."


No comments:

Post a Comment