Quote by Imam Muhammad Al-Baqir

Knowledge and science is the fruit of paradise; in times of threat it is one's ally, in exile it keeps one company, and in solitude it is one's intimate friend and companion - Quotes By Imam Muhammad Al-Baqir Ibn Ali Zainal Abidin Ibn Al-Hussein Ibn Ali Ibn Abi Talib

30/01/2013

Ketegasan Saidina Ali terhadap anaknya



Dalam hal melaksanakan keadilan, Imam Ali r.a. benar-benar tidak memilih bulu. Yang benar dinyatakan benar, yang salah di­nyatakan salah, tak peduli siapa saja yang dihadapinya. Apakah yang dihadapinya itu orang lain, keluarga sendiri, orang kaya atau miskin, orang yang berkedudukan atau pun tidak. Dalam pandangan Imam Ali r.a. sebagai penegak hukum Allah, semua manusia adalah hamba Allah yang sama darjat.

Dalam suatu kesempatan, Aqil bin Abi Thalib  saudara Imam Ali r.a.– menceritakan penyaksiannya sendiri tentang keadilan saudara kandungnya itu, sebagai berikut: “Waktu berkunjung ke rumah Imam Ali r.a., Aqil melihat Al Husein r.a. sedang kedatangan seorang tetamu. Ia meminjam wang satu dirham untuk membeli beberapa potong roti. wang itu belum cukup untuk keperluan membeli lauk. Kepada pelayan rumahnya, Qanbar, Al Husein r.a. minta supaya dibukakan kantung kulit berisi madu yang dibawa orang dari Yaman. Qanbar mengambil madu setakar.”

“Waktu Imam Ali r.a. datang dan minta supaya Qanbar mengambilkan kantong madu untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang yang berhak, ia melihat madu sudah berkurang. Imam Ali r.a. bertanya: ‘Hai Qanbar, kukira sudah terjadi sesuatu dengan wadah madu ini!’ Sebagai jawaban, Qanbar menjelaskan bahwa ia disuruh Al Husein mengambilkan madu setakar dari wadah itu. Mendengar itu bukan main marahnya Imam Ali r.a.: ‘Panggil Husein ke mari!’…”

Waktu Husein tiba di depannya, Imam Ali r.a. segera mengambil cemeti, tetapi Al Husein cepat-cepat berkata: “Demi hak pakcikku, Ja’far ibn Abi Talib!”

Biasanya bila nama Ja’far disebut-sebut, marah Imam Ali r.a. segera menjadi reda. Kepada Husein, Imam Ali r.a. bertanya: “Apa sebab engkau berani mengambil bahagian dulu sebelum dibagi?” Puteranya menjawab: “Kami semua mempunyai hak atas madu itu. Kalau nanti kami menerima bahagian, akan kami kembalikan sebagai ganti.”

Dengan suara melunak Imam Ali r.a. menasihati putera­nya: “Ayahmu yang akan menggantikan itu! Tetapi walaupun engkau mempunyai hak, engkau tidak boleh mengambil hakmu lebih dulu sebelum orang-orang muslim lain mengambil hak mereka. Seandainya aku tidak pernah melihat sendiri Rasul Allah s.a.w. mencium mulutmu, engkau sudah kusakiti dengan cemeti  ini!”

Imam Ali r.a. menyerahkan wang satu dirham dan diselipkan dalam baju Qanbar sambil berkata: “Belikan dengan wang ini madu yang baik dan yang sama banyaknya dengan yang telah diambil!”

“Demi Allah…, demikian kata Aqil, “…seolah-olah sekarang ini aku sedang melihat tangan Ali memegang mulut kantong madu itu dan Qanbar sedang menuangkan madu ke dalamnya!”

Inilah contoh pemimpin dan sahabat didikan Rasulullah S.A.W. agak2nya kalau berlaku kepada kita ataupun saudara mara kita, adakah kita akan bersikap adil seperti ini?

No comments:

Post a Comment